Upacara
midodareni merupakan acara yang dilakukan pada malam hari sesudah siraman, lebih jelasnya malam
menjelang pesta pernikahan. Usai
melaksanakan upacara siraman diharapkan calon mempelai wanita nampak lebih
cantik malam midodareni ini.
Malam
tersebut biasanya juga digunakan oleh keluarga dan panitia pernikahan untuk
gladi resik acara. Selain itu, malam midodareni juga biasa digunakan oleh para
kerabat untuk memberikan wejangan atau nasihat kepada calon mempelai wanita.
Malam
midodareni (malam menjelang pernikahan) biasanya sudah mulai nampak
kemeriahanya. Karena, biasanya Keluarga pengantin pria akan datang mengunjungi
kediaman keluarga calon mempelai wanita. Pada malam itu, akan berlangsung acara
paningset, yaitu pemantapan dari kedua
belah pihak keluarga untuk menjadi besan melalui pernikahan tersebut. Dalam hal
ini, kedatangan keluarga calon mempelai pria biasanya membawa beberapa buah
tangan, cincin, dan sejumlah uang.
Disaat acara
malaem midodareni berlangsung, calon mempelai pria tidak boleh masuk menemui
keluarga calon mempelai perempuan. Selama keluarganya berada di dalam rumah, ia
hanya boleh duduk di depan rumah dan ditemani oleh beberapa teman atau anggota
keluarga.
Sebelum keluarga
calon mempelai pria pulang, kedua orang tuanya akan menitipkan anak mereka
kepada keluarga calon mempelai perempuan, karena pada malam itu calon mempelai
pria tidak akan pulang ke rumah. Setelah keluarga berpamitan, calon mempelai
pria diijinkan masuk ke rumah namun tidak diijinkan masuk ke kamar pengantin.
Pihak calon
mempelai wanita secara otomatis akan mengatur tempat tinggalnya malam itu. Hal
ini biasa disebut dengan istilah Nyantri. Nyantri diberlakukan dengan
alasan keamanan dan praktis, mengingat bahwa besok paginya calon pengantin akan
didandani dan dipersiapkan untuk acara Ijab serta acara-acara lainnya.
Comments
Post a Comment